Assalamualaikum........

sekedar coretan yang semoga bermanfaat

Minggu, 31 Oktober 2010

Pray for Indonesia.....

Terharu setelah membaca berita bahwa rakyat GAZA yang sedang kesusahan pun mengirimkan bantuan untuk korban di mentawai dan merapi.....karena mereka merasa satu tubuh sebagai muslim......jadi malu dengan diri sendiri yang belum berbuat apa2 untuk korban2 bahkan yang masih satu negara.......
Semoga semua saudara2ku korban bencana diberi ketabahan dan selalu dalam lindungan Allah
Keep Fight and be strong.......You are not alone

Mentawai
Merapi

Krima........

Alhamdulillah, Krima sudah sampai yang ke 4.....
Nggak terasa tinggal satu krima lagi
Semoga, segala sesuatu yang sedikit ini,yang sudah di dapat di krima, bisa menjadi bekal untuk kolega 2010 


Semoga Kolega 2010 bisa menjadi tenaga kesehatan yang baik dan tulus
dan bisa menjadi angkatan yang kompak,,,,,,bisa mengalahkan angkatan2 terdahulu
Aminnnnnnnnnn
Semoga Krima 5 dan yang terakhir nanti bisa lebih baik....aminnnn


Rabu, 27 Oktober 2010

Aku suka hujan..................



Aku suka hujan
karena hujan akan menguarkan aroma alam
aroma tanah yang menyiratkan kedamaian
aroma kedamaian yang menenangkan jiwa

Aku suka hujan
karena hujan membuatku rehat
berhenti sejenak dari semua hiruk pikuk
memberi kesempatan bergelut dengan benak

Aku suka hujan
karena hujan akan memainkan simfoni nada
simfoni dimana suara katak menjadi instrumen yang indah
simfoni dimana rintik hujan menjadi ketukannya

Aku suka hujan
Karena saat hujan
kau dapat menangis sambil menerobos-nya
Tanpa orang lain tahu kau sedang menangis


Watu Gong, 27 Oktober....
Menanti hujan yang tak datang saat ditunggu....namun seringkali datang saat dihindari,,,,tapi hujan tetaplah rahmat 

" i love walking in the rain, cos nobody knows that i 'am crying " ( maaf kalau grammarnya salah )




Rabu, 20 Oktober 2010

2 Kemungkinan

Hiks2x, jadi kepingin....... ^^

 Ada dua hal di dunia ini
Menikahi orang yang dicintai
Atau
Mencintai orang yang dinikahi
Yang pertama hanyalah kemungkinan
sedangkan...
Yang kedua adalah kewajiban

( Sallim A Fillah ) 

Ketika simpati berubah menjadi antipati

Suatu sore menjelang maghrib, saat saya sedang terburu - buru pulang menuju kost, di belakang ruang biomedik, langkahku dihentikan oleh seorang ibu - ibu.........beliau mendekatiku sambil menggendong anaknya. Kemudian si Ibu berkata " mbak, tolong saya , saya butuh uang untuk beli susu adek ( sambil menunjuk ke arah anak yang digendongnya )". Wih, mendengar itu tadi, saya langsung panik, antara kasihan , tapi juga gak punya uang ( di kantongku saat itu hanya ada uang 10rb, dan waktu itu uangnya akan dipakai buat pulang ke kepanjen dengan rincian naik angkot GL bayar 2.500 disambung bis Bagong dengan tarif 4000, so aku cuma punya cadangan uang 3.500, dan itu gak akan cukup buat beli susunya adek bayi ).Si Ibu pun meneruskan ceritanya bahwa anaknya belum minum susu sejak 3 hari yang lalu.Beliaunya juga cerita bahwa biasanya dia diberi uang 70ribu oleh salah seorang mahasiswa di fakultasku juga, tapi masih belum cukup....

Jujur, saya bingung banget saat itu.......terus teringat kata2 bunda bahwa kalau kita tidak mampu menolong orang dengan barang, tolonglah dia dengan tenagamu.....akhirnya....walau agak gak tega, aku berkata ke ibunya " ibu, maaf, jujur, saat ini saya juga bener2 gak punya uang, tapi gini aja bu, mari saya temani ibu ke lakesma ( salah satu Lembaga di fakultasku yang berkecimpung di medis praktis ), mungkin lakesma punya persediaan susu, atau ayo saya antar ke depan bu,,, di depan ada teman2 saya yang bisa membantu".

Seketika raut wajah ibunya langsung berubah. Beliau menolak tawaran saya tersebut. Saya tawari dua kali, si ibu tetap menolak.Saya juga langsung merasa gak enak hati sama si ibu, khawatir tawaran saya tadi menyinggung perasaan ibu tersebut.

Akhirnya saya pun minta maaf dan pamit dengan perasaan benar2 menyesal. Sempat terpikir betapa egoisnya saya. Jadi langsung ingat kisah istri nabi, yang saat punya uang , langsung dibagikan tanpa menyisakan sedikit untuk dirinya sendiri, dan saya belum bisa seperti itu...sambil pulang aku berdoa semoga si ibu selalu diberi kemudahan oleh Allah....

Beberapa hari kemudian,,,,,,,,,di tempat yang sama, saya bertemu lagi dengan si ibu.......dan beliaunya kembali mengatakan hal yang sama. Entah kenapa, di pertemuan yang kedua ini, saya merasa agak sedikit aneh....karena beliau menceritakan hal yang sama kepada saya seolah-olah baru bertemu dengan saya....padahal jarak antara pertemuan pertama den kedua ini hanya tiga hari. Feeling saya saat itu mengatakan bahwa jangan cepat percaya sama ibu ini ( walau sempet ada perasaan bersalah karena itu berarti saya sudah berburuk sangka ). Akhirnya saya minta maaf dan pamit.

Esok harinya di kampus, saya menceritakan hal ini ke mbak Silvi (kakak tingkat sama2 di jurusan keperawatan Brawijaya ). Dan yang membuat saya terkaget - kaget adalah ternyata mbak silvi juga pernah bertemu dan dimintai uang juga oleh si ibu dengan alasan yang sama dan bahwa si ibu juga  melakukan hal yang sama ke banyak teman2 saya yang lain. Mbak Silvi juga cerita,,,,bahwa si ibu sudah sering melakukan hal tersebut ( maklum baru tahu, waktu itu saya masih mahasiswa baru yang polos).

Mendengar ini, saya langsung kecewa..... ya kecewa...kecewa karena apa yang dilakukan ibu ini telah membuat stereotipe negatif. Bagaimana jadinya nanti, jika di jalan , ada seseorang nenek2 yang benar2 kehilangan dompetnya dan tidak punya uang......minta tolong seseorang untuk memberinya ongkos angkot....tapi di tolak karena orang yang dimintai tolong berpikir bahwa si nenek memiliki motif yang sama seperti si ibu lakukan. Saya sedih, mengetahui bagaimana niat tulus dan rasa ingin menolong dimanfaatkan untuk hal yang tidak baik. Saya juga jadi sedih  karena banyak teman2 dan sahabat, termasuk saya, setelah mengalami kejadian serupa,,,,,jadi agak antipati jika ingin memberi pertolongan pada orang, karena khawatir orang tersebut tidak benar2 butuh di tolong.....

Mungkin sedikit kisah di atas memberikan pelajaran kepada saya untuk selalu waspada....tapi juga memberikan sedikit kebingungan untuk saya,,,sampai batas manakah kita harus waspada ?apa perbedaan antara waspada dan berburuk sangka ?kapan kita harus simpati dan kapan harus ber-antipati?karena ada yang bilang, kita tidak usah terlalu naif....

Dan saya belum menemukan jawabannya.............


NB : sekitar 2 hari sebelum menulis postingan ini, saya bertemu lagi dengan si ibu di tempat yang sama.Pertemuan yang ke lima. Namun kali ini saya hanya bisa mengucap permohonan maaf......


WatuGong 28 A,20102010
Ya Allah, jauhkanlah aku dari sifat syirik, riya', dan berburuk sangka

Senin, 11 Oktober 2010

Baru Terasa Saat Tak Ada

Keluarga besar bunda-ku

            Hari ini, saat sedang buka email, baru tahu kalau paklik-ku mengirim foto keluarga besar bunda ku....fiuhhhhhhh, foto lawas pool, diambil sekitar tahun 2003 ( pas hari raya idul adha di tahun itu, lupa tanggal berapa ).
            Awalnya, biasa saja saat melihat foto ini,,,, sampai kemudian, saat aku pandangi satu2 wajah2 di foto ini...., jadi sadar bahwa sekarang jumlah personil di foto itu yang masih hidup sudah berkurang satu......
            Entah kenapa,,,,,langsung teringat budhe ku yang sudah gak ada..... sebenarnya hubunganku sama budheku yang satu ini gak terlalu dekat, biasa saja......cuman satu hal yang aku ingat, dulu waktu aku masih kecil dan imut2, budheku ini masih kerja jualan kolang - kaling di pasar Kebumen. Dan karena beliaunya tahu aku ini penggemar berat makanan ini...setiap aku pulang kampung ke Kebumen, pasti dibawain kolang - kolang banyak ...gratis pula, dan yang membuat aku menyesal sampai sekarang adalah kalau ingat sikapku dulu ke budhe ku itu...aku judes dan cuek banget sama budhe ...pokoknya aku gak suka kalau ada budhe, tapi kalau budhe datang bawa kolang - kaling, kolang - kalingnya tetap aku terima....... ( hiks2x.... maafkan aku budhe )....dan sampai aku remaja pun,,,,,hubungannya tidak terlalu akrab (tapi aku sudah nggak judes lho).
            Dan hari ini......melihat foto diatas.... kenanganku akan budhe ku seakan terseret lagi,,,,tiba2 timbul rasa bersalah, kangen, dan menyesal. Bersalah kalau ingat betapa jahatnya sikapku dulu...Kangen kalau ingat beliaunya tidak pernah absen membawakan makanan favoritku itu walau aku selalu bersikap tidak baik kepadanya.....menyesal karena aku belum sempat meminta maaf padanya atas semua keegoisanku....
            Waktu tidak akan pernah bisa diputar kembali..............memang benar kata orang....bahwa seseorang baru akan merasa memiliki kalau sudah kehilangan


NB : maaf kalau postingan ini agak sedikit GJ ( gak jelas ), tapi aku harap, teman2 jangan seperti aku ya....bagi yang keluarga dan saudaranya masih lengkap....manfaatkan benar2 kesempatan ini...biar gak ada rasa sesal di belakang

Minggu, 10 Oktober 2010

Ternyata tidak begitu............

Melihat sesuatu agar mendapatkan gambaran yang utuh memang harus dari segala sisi........dari segala sudut pandang....agar benar2 tahu perasan si objek yang kita amati..................

Seperti pengalaman ku akhir2 ini..............

Sebulan yang lalu, saat ada acara PK2MABA di Fakultasku, aku kebagian jadi staf sie acara, tugasnya antara lain  adalah memastikan semua acara berjalan sesuai rundown dan mengkoordinasikan dengan sie lain yang terkait.... nah yang jadi masalah adalah , sering sekali rundown yang kami buat molor dan mayoritas penyebab utamanya adalah mobilisasi kolega2 / adek2 MABA tidak sesuai dengan yang di jadwalkan atau istilah lainnya lelet. Nah , otomatis , semua staf sie acara pasti dibuat keliyengan setiap kali hal ini terjadi, karena kemoloran ini pastinya akan mempengaruhi acara selanjutnya, dan setelahnya ,kami semua /sie acara akan kelimpungan mencari cara agar acaranya bisa dikembalikan ke jalan yang benar alias sesuai rundown awal (alhamdulillah teman2 di sie acara adalah makhluk2 yang hebat, sehingga dengan kerjasama semuanya , masih bisa diatasi...salut untuk Linda, Putri, Cik Irene, Nydya, Oriza, Celi, Gadis, Dina, Laily, dan juga Bang Harjad ).Belum lagi, saat acara berlangsung, terkadang dari MABA ada yang sulit sekali diarahkan untuk tenang saat acara, sehingga ada saatnya acara terlambat dimulai karena harus menunggu kolega MABA tenang dan bersedia mendengarkan....dicuekin saat lagi bicara di depan ? wuih hal ini sering sekali aku dan teman2 rasakan sejak hari pertama ospek ....fiuuuuuuuuh......dan hasilnya sejak saat itu yang ada di benakku tentang maba adalah sekelompok orang yang jalannnya lambat, susah sekali diajak melakukan sesuatu dengan cepat, dan tidak menghiraukan orang lain........ secara tidak langsung aku menyamakan semua maba seperti itu...

Dan pas KRIMA yang notabene adalah kelanjutan dari PK2, aku kebagian di staf PAr( Pendamping Armada ) yang itu berarti bahwa aku harus berhubungan lebih dekat dengan para MABA yang sebelumnya sudah aku beri label tidak baik. Awalnya aku sedikit pesimis,,,,,, tapi ternyata menjadi PAr bisa membuatku melihat adek2 Maba dari sudut pandang yang lain,,,,,, dan semua pikiran burukku selama ini tentang mereka sirna seketika. Aku jadi mengerti kenapa mereka melakukan ini atau itu....... aku juga merasakan kenapa terkadang mereka merasakan hal2 tertentu....yang dulu mungkin aku tidak terpikir untuk menyelaminya......
Dan Alhamdulillah, adek maba-ku adalah orang2 yang baik2 dan tidak seperti yang kupikirkan di awal. Aku jadi merasa bersalah sempat berpikiran negatif kepada mereka, karena tidak semuanya seperti yang aku kira ( walau kuakui, dari total ribuan MABA yang ada di Fakultasku,ada beberapa yang ber" kebutuhan khusus").

Melihat segala sesuatu memang harus dari berbagai sisi.....karena dengan merasakan berbagai hal kita akan belajar berempati...aku juga harus belajar berpikir positif...........

Selasa, 05 Oktober 2010

Belajar Sabar

            2 oktober kemarin, aku bersama beberapa panitia dari LKI FKUB pergi ke suatu TPA di daerah perumahan sigura - gura Malang. Tujuan kami adalah untuk memberi sedikit penyuluhan  kebersihan diri tentang cuci tangan dan sikat gigi untuk anak2 santri TPA tersebut..  Awalnya aku excited.... karena aku  seneng kalau ketemu sama anak kecil,,,tapi terakhir2 ragu juga, timbul pertanyaan " aku kan gak pernah mengajar anak2, bisa gak ya? kalau cuman main thok mah enak, tapi ini kan harus menyampaikan sesuatu???????????"
            Tapi Bismillah......dengan semboyan tak nyoba maka tak bisa, akhirnya aku berangkat....
            Di TPA tersebut ada sekitar 24an anak.....hua.....dan mereka pada ribut sendiri-sendiri......aku langsung kehilangan keyakinan nih,aduh bisa gak ya....
nah, akhirnya aku mencoba untuk kenalan dulu dengan mereka....hehe, tak kenal maka tak sayang kan..... dan setelah memasang tampang manis dan keibuan ( hueeek, bahasaku nggilani ) aku mencoba kenalan dan menanyakan nama mereka dan ternyata.... AKU MASIH TETEP GAK DIREKEN......Hiks2x, bayangan awalku tentang anak2 lucu2 yang akan menyambutku dengan sambutan hangat dan meriah langsung sirna seketika.....
            Dengan bantuan seorang ustadzah yg membantu menenangkan mereka,,,, akhirnya penyuluhan pun bisa dimulai.... tiba2 ada seorang anak kecil, yang awalnya terlihat sebagai anak kecil manis imut - imut tanpa dosa, dalam satu detik berubah menjadi anak kecil manis imut - imut penuh dosa karena memanggilku dengan sebutan BU (tidaaaaaaaaaaakkkkkkk ).....
            Aku pun siap2 memasang tampang andalanku ( haha, tampang manis, kalem dan imut hehe ) untuk menaklukkan perhatian anak2, dan alhamdulillah aku berhasil. Tapi , kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, baru sekitar 10 menit, anak2 itu mulai ribut2 lagi...... huhuhuhu.... tapi akhirnya , dengan bantuan teman2 dan ustadzahnya, serta rayuan maut bahwa yang mau tenang mendengarkan serta menjawab akan mendapat hadiah yang menarik dan bagus ( aku sebenarnya trenyuh saat mengumumkan ini ke mereka, karena aku tahu kenyataan  bahwa sebenarnya hadiahnya hanya sebatang sikat gigi dan kotak pensil plastik),,,,penyuluhan pun berlangsung dengan sukses
            Dari peristiwa ini, aku menyadari...... bahwa menghadapi anak2 memang harus sabar, karena mereka sangat kritis, ada yang mereka rasa bingung,,,, mereka akan langsung bertanya sampai mereka mendapat jawaban yang memuaskan. Dan kita sebagai yang lebih tua tidak boleh mengacuhkannya atau menjawab dengan asal, karena ini akan membuat mereka kecewa dan nantinya akan segan untuk bertanya lagi, selain itu, kalau kita sampai memberikan jawaban yang kurang tepat, dikhawatirkan anak2 pun akan mempraktekkan atau memahami yang kurang benar itu..........
            Seperti percakapanku dengan seorang anak perempuan di penyuluhan tersebut, aku lupa namanya, seorang gadis kecil kelas 4 sd, sebut saja namanya Mawar ( bukan nama yang sebenarnya ).... :
Aku : jadi ingat ya adik2, kita harus punya sikat gigi sendiri2 sendiri, jadi tidak boleh memakainya bersama - sama dengan orang lain, selain itu, saat menyimpan sikat gigi harus disendirikan, jangan dicampur- campur dalam satu gelas dengan punya yang lain (sambil menunjukkan gambar tempat penyimpanan sikat gigi).
Mawar : tapi mamaku kadang pakai sikat gigi mas ku bu (hiks2, aku dipanggilnya ibu )?
Aku : oh ya udah, kalau gitu mamanya dibilangin ya,,,, jangan pakai sikat masnya, harus pakai punyanya sendiri2
Mawar : tapi aku juga nyimpan sikat giginya masih dicampur dalam gelas kayak gitu?
Aku : ehm, diganti aja tempatnya,biar nyimpen sikatnya bisa sendiri - sendiri
Mawar : tapi aku  gak punya bu alat yang seperti di gambar itu ???punyanya gelas
Aku : ( sambil memasang tampang kalem padahal bingung mau ngomong apa ) ya udah kalau gak punya , bisa pakai gelas, tapi disendirikan, satu sikat diletakkan dalam satu gelas ya
Mawar : kalau seperti itu,nanti habis  bu gelas di rumahku, masku lho ada 4, terus masih ada mamaku sama papaku
Aku : ( memutar otak ) ya udah, kalau gelasnya nggak cukup, nggak papa diletakkan dalam satu gelas, tapi jangan lupa sikatnya diberi tutup plastik, supaya antar ujung sikat tidak saling menempel
Mawar : tapi dirumakhu adanya yang nggak ada tutup plastiknya bu, mamaku kalau beli sikat nggak yang seperti itu....
Aku : hanya diam ( sambil mencari solusi )......
Mawar : bu terus gimana ?????
Aku : ...................
Sampai kemudian ada temanku, Annisa, yang mencoba membantuku menjawab : ya sudah, kalau seperti itu, gak papa, diletakkan dalam satu gelas, tapi jarak antar sikatnya direnggang - renggangkan
Aku :(  mengucapkan alhamdulillah dalam hati karena ternyata jawaban Nisa tadi membuat si mawar puas dan tidak bertanya lagi sambil mengutuk diri ku sendiri kenapa tidak dari tadi saja aku menjawab seperti jawaban Nissa barusan )

            Yah,,,,walaupun sedikit ribet, tapi menyenangkan, aku jadi bisa belajar sabar.... aku jadi menyadari, mungkin seperti inilah perasaan para guru TK dan guru ngajiku dulu saat mengajariku waktu masih kecil..... jadi membuatku merasakan juga betapa repotnya dulu mereka mengajariku ( buat guru2 TK dan guru ngajiku,,,,makasih ya pak bu, semoga Allah membalas kebaikan bapak ibu )
Salut juga kepada mbak2 ustadzah  di TPA tersebut yang setiap hari bergelut dengan anak2 (semoga selalu dimudahkan oleh Allah ).
             Anak adalah makhluk yang jujur. Kita pun yang menurut teori dikatakan sebagai remaja atau dewasa muda......masih harus banyak belajar dari anak2 ( tapi bukan brarti belajar untuk jadi anak2 terus ya )....