Assalamualaikum........

sekedar coretan yang semoga bermanfaat

Selasa, 30 November 2010

"jarak"


Kita selalu bertemu
tapi ada "jarak"  tak terlihat yang selalu memisahkan kita
apakah karena kutub kita yang terlalu sama sehingga selalu tertolak

Aku kangen masa2 itu
masa2 dimana kita selalu bersama
ada kamu pasti ada aku
tidak ada istilah aku dan kamu 
yang ada hanya kata KITA

Aku rindu masa2 itu
masa dimana kita bebas bercerita
saling tertawa lepas setiap hari
saling berkhayal tentang hal2 aneh khas gadis ingusan bau kencur

Aku kangen masa2 itu
saat dimana kita pernah gagal bersama
tapi akhirnya kita bangkit lagi bersama

Aku rindu saat2 itu
saat dimana kita saling bertukar impian
saling menggoda dengan impian aneh masing2
namun tetap saling menguatkan dengan cita2  kitabersama

Aku ingin bisa seperti dulu
dimana nostalgia kehidupan masing2 bisa membuat kita lebih saling mengenal
dimana tidak ada "jarak" yang membuatku enggan bercerita padamu

Aku rindu masa2 itu
masa dimana kita menjelajahi hal yang kita gemari bersama
saling berebut warna hijau saat memilih barang
bekerjasama menawar buku sampai ketitik harga terendah
lalu akhirnya , tersenyum kecut bersama saat tahu bahwa dengan tawaran gigih itu pun, harga yang kita dapatkan masih cukup mahal....
tapi akhirnya sama2 mentertawakan diri sendiri atas ketidakmampuan menawar

Tapi aku senang
karena kini kau lebih baik dariku.....
kalau untuk hal yang lebih baik, aku harus merelakan semua hal diatas
Insya Allah tidak apa2
semoga kau selalu dalam lindungan Allah, dan tetap selalu istiqomah
Aku mencintaimu karena Allah 

For my beloved friend & sister



WG 28A.301110.2315
diiringi dengan jebolnya bendungan airmataku

Saat jarak terkadang diperlukan

Jarak....terkadang tidak selalu berdekatan memang diperlukan, karena dengan jarangnya bertemu akibat jarak yang jauh , justru bisa mengurangi perselisihan.

Kesimpulan ini saya ambil setelah mengamati hubunganku dengan ibu sembilan tahun ini,,,,,selama rentang waktu itu, macam2 hal yang sudah terjadi, kadang bisa sangat dekat, tapi pernah juga merasa tidak cocok dan berselisih paham tiap hari.

Dimulai dengan masa SMP, masa ini adalah masa dimana saya paling tidak dekat dengan ibu. Padahal pas SMP, sekolahku dekat dengan rumah, sehingga masa SMP lebih banyak kuhabiskan di lingkungan rumah. Entah karena pengaruh hormon pubertas atu ego yang sedang dalam puncak, tiap hari ada saja yang buat saya bertengkar sama ibu, mulai dari hal remeh, seperti lupa mindah ember bekas mandi, meras santan yang kurang kental, sampai bikin kopi yang kurang manis....apapun itu bisa jadi sumber pertengkaran. Sayasendiri juga heran, ketemu sama ibu setiap hari seharusnya kan komunikasi malah lancar, ini malah berantem terus tiap hari.

Beranjak ke masa SMA, pas SMA ini sekolahku jauh  dari rumah  , paling cepat 45 menit kalau naik bis disambung angkot GA ( dengan catatan, 45 menit itu ditempuh tanpa macet atau angkot lemot ). Hal ini membuatku selalu berangkat sekolah pagi2 setelah subuh, dan karena waktu SMA aku ikut les, pulang sekolah biasanya pas maghrib. Itu pun, biasanya aku langsung mandi dan masuk kamar. Komunikasi jadi jarang denga ibu, tapi anehnya , aku jadi jarang bertengkar sama ibu. Kesempatan bertemu penuh di hari sabtu lebih sering digunakan untuk istirahat. Entah hal seperti ini sebenarnya memang fisiologis atau malah patologis.

Berlanjut ke masa kuliah,,,,,tempat kuliah saya di Brawijaya sebenarnya gak terlalu jauh dengan lokasi SMA ku, jadi sebenarnya masih bisa dibuat nglaju tiap hari, tapi karena jadwal kuliah yang gak pasti, membuat ibu menyuruh saya untuk nge kos saja, alasannya biar gak kecapean, dan saya pun nurut saja. Semenjak kos ini, saya hanya pulang tiap hari jumat, dan balik lagi ke kost pada hari senin paginya, dan itu pun gak pasti tiap minggu, dan ajaibnya, sejak kos ini, saya malah hampir gak pernah bertengkar lagi dengan ibu dan rasanya justru lebih dekat dengan beliau,,,,nah lho, padahal kan jarang ketemu...... dan sejak 1,5 tahun ini , keluarga saya pindah ke sebuah kota di utara jawa timur, yang membuat saya baru bisa ketemu ibu antara 3-6 bulan sekali,,,,,dan saya benar2 gak pernah bertengkar lagi dengan ibu.

Entahlah, saya belum menemukan korelasi antara jarak yang menyebabkan jarang bertemu dengan jarangnya pertengkaran. Tapi mau mengopi sebuah pernyataan kakak tingkat di blognya......bahwa jarak itu katanya bisa meyemaikan rindu,,,,dan membuat setiap pertemuan lebih berkesan  (nggombal mode on),,,ehmmmm,,,,,,,entahlah ,,,,,Ada yang tahu kenapa ?


huhuhuhu, aku kangen ibu

WatuGong 28A,301110,2143
Maaf kalo postingan saya hari ini agak GJ ( gak jelas )

Senin, 29 November 2010

Belajar , untuk apa sih ?

Merasa bodoh......
Itulah yang saya rasakan beberapa hari yang lalu.....
Suatu malam, ada adek kos saya yang merasakan nyeri di bagian kakinya....karena kebetulan saya kuliah di keperawatan dan dianggap ngerti ( padahal sebenarnya nggak juga ) tentang hal2 berbau penyakit, maka dipanggilah saya ke kamar nya si adek ........

Sampai di kamarnya,,,,,,dari wajahnya,saya tahu si adek ini menahan nyeri yang amat sangat. Namun, melihatnya mengeluh kesakitan, bukannya bertindak, jujur, saya malah bingung harus ngapain.....kepercayaan diri saya langsung hilang, entah kenapa.... semua teori tentang manajemen penanganan nyeri yang sudah saya dapatkan di kuliah rasanya menguap, semua hal tentang penatalaksanaan nyeri yang sudah saya kerjakan sebagai tugas modul sama sekali tidak berbekas di memori otak saya.......ssampai disitulah saya menyadari bahwa sebagai calon perawat, saya sama sekali belum bisa apa - apa....

Kejadian ini membuat saya merenung semalaman.....saya mencoba menelusuri penyebab ke"odongan" dari kejadian tadi, dan akhirnya saya menemukan satu kesimpulan : hal ini terjadi karena selama ini saya belajar materi kuliah hanya untuk mengejar nilai, hanya untuk menghafal bukan belajar agar nantinya bisa menerapkan ini semua ke pasien, sayangnya ternyata selama ini bukan itu alasan saya belajar ............

Saya sudah sering diberitahu bahwa ketika nantinya terjun di profesi, semua teori yang sudah kita hapalkan tidak akan berguna jika kita tidak tahu bagaimana menerapkannya, namun, selama ini nasehat itu hanya masuk kuping kiri keluar kuping kanan....

Saya harus kembali meluruskan niat saya....menata diri saya......sebenarnya untuk apa sih selama ini saya kuliah ? apakah hanya untuk mengejar nilai dan IPK tapi nanti di profesi saya tidak bisa apa2 ?saya tidak ingin jadi yang seperti itu

Saya memang harus belajar terus........tapi Insya Allah kini dengan niat yang lebih baik

terimakasih untuk Adek kos saya , Hemas dan Vivi, kejadian malam itu telah membuat saya tertampar namun sangat menyadarkan saya 


WG 28A, saat mata masih enggan diajak rehat
291110, 2335



Sabtu, 27 November 2010

Wind by akeboshi

Cultivate your hunger, before you idealize
Motivate your Anger, to make them all realize
Climbing the mountain, never coming down
Break into the contents, never falling down

My knee is still shaking like I was twelve
Sneakin' out the classroom, by the back door
A man railed at me twice, though
But I didn't care
Waiting is wasting, for people like me

Don't try to look so wise,
Don't cry 'cos your so right
Don't dry with fakes or fears
'Cos you will hate yourself in the end

Don't try to look so wise,
Don't cry 'cos your so right
Don't dry with fakes or fears,
'Cos you will hate yourself in the end

You say dreams are dreams
I ain't gonna play the fool anymore
You say, 'cos I still got my soul
Take your time baby
Your blood needs slowin' down
Breach your soul to reach yourself before you gloom
Reflection of fear make shadows of nothing
Shadows of nothing
You still are blind if you see a winding road
'Cos there's always a straight way to the point you see

Don't try to look so wise
Don't cry, 'cos your so right
Don't dry with fakes or fears
'Cos you will hate yourself in the end

Don't try to look so wise
Don't cry 'cos your so right
Don't dry with fakes or fears
'Cos you will hate yourself in the end

Don't try to look so wise
Don't cry 'cos your so right
Don't dry with fakes or fears
'Cos you will hate yourself in the end

'Cos you will hate yourself in the end
'Cos you will hate yourself in the end
'Cos you will hate yourself in the end

Sebenarnya sudah lama banget aku suka sama lagu ini. Awalnya karena seneng dengan anime naruto dimana ni lagu jadi soundtracknya, lama2 jadi seneng sama melodinya, tapi gak pernah terlalu peduli dengan liriknya yang pake bahasa Inggris ( hehe, karena keterbatasan kemampuan saya dalam mendengarkan segala sesuatu yang diucapkan selain dalam bahasa indonesia dan bahasa jawa ^^v). Namun , malam ini, saat iseng mendengarkan ni lagu sambil mengerjakan modul,jadi penasaran pingin tahu maksud dari lagu ini. So, setelah googling dan dapat liriknya, baru ngeh kalo ternyata LIRIKNYA BAGUS BANGET ( ketinggalanjaman mode on )......Subhanallah......baru menyadari betapa noraknya saya, setelah hampir 3 tahun setia menyimpan dan mendengarkan lagu ini di laptop baru malam ini saya benar2 mengetahui, membaca, dan memahami liriknya.....makanya aku posting disini, semoga bisa menginspirasi siapapun yang kebetulan membacanya.....
WG 28A
271110,2348,disela-sela mengerjakan PJBL

Minggu, 21 November 2010

Full Time Mother

            Menjadi wanita karier adalah cita2 saya dari dulu. Bukan sekedar cita2, tapi menjadi semacam keharusan bagi saya, bahwa kelak, saya tidak mau hanya di rumah saja, saya harus berpenghasilan dan mandiri. Namun, pikiran itu sedikit berubah, saat saya membaca sebuah artikel di majalah Dharma Pertiwi milik bunda saya. Artikel di situ membahas tentang bahagianya menjadi ibu rumah tangga penuh atau full time mother.

            Di situ si penulis menceritakan kisah temannya, seorang wanita lulusan S2 perguruan tinggi di Singapura.Ketika menikah, si wanita tadi  akhirnya memutuskan untuk tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga penuh. Saat membaca bab awal, saya sempat menyayangkan keputusan si wanita tadi. Dalam otak saya, timbul pertanyaan " bukankah mengurus rumah tangga bisa sambil bekerja ?terus sayang dong ilmunya gak kepake ?". 

            Namun, ternyata saya salah.....kalau dipikir dengan logika materi...memang secara matematika, si wanita ini adalah seorang yang sangat merugi. Coba bayangkan, berpuluh2 juta uang yang sudah dikeluarkan, namun belum merasakan hasil belajar, eh sudah keburu menikah. Istilah lainnya, sudah investasi, tapi belum ada hasilnya sudah berhenti.Tapi kalau dilihat dari sudut pandang pengabdian akan lain jawabannya. 

            Setelah saya pikir2 lagi, ternyata ada yang keliru dari cara berpikir saya selama ini. Selama ini saya menganggap, bahwa ibu rumah tangga adalah sosok wanita tidak produktif, sepanjang hari pekerjaannya hanya menunggu ( menunggu anak pulang, suami pulang dll ), dan melakukan tugas2 yang tidak "berkelas" ( mencuci , mengepel dll ). Saya selalu berpikir, sayang sekali wanita yang sudah Sarjana, Master, atau Doktor  hanya berakhir karirnya jadi ibu rumah tangga. Namun setelah membaca artikel tersebut, saya jadi disadarkan, bahwa mengurus rumah tangga adalah pekerjaan yang mulia. Mengurus rumah tangga bukan pekerjaan yang hina dan hanya boleh dilakukan pembantu. Bukan berarti sudah master, maka tidak pantas mengepel, memasak, atau mengurus rumah tangga. Dengan memilih menjadi full time mother, bukan berarti seorang wanita tidak ingin mandiri, Namun dia ingin mendedikasikan seluruh hidupnya untuk mendidik anak2nya, tidak mau melewatkan sedikitpun perkembangan putra - putrinya.

            Bukan bermaksud mengatakan bahwa wanita yang bekerja itu tidak perhatian, bukan. Wanita bekerja boleh2 saja menurut saya, asalkan dengan bekerja itu, tidak membuat seorang wanita melalaikan tugasnya di rumah ( kalimat ini ngopi perkataan emak saya ). 

            Saya memang belum menikah, jadi bisa dibilang, saya belum tahu apa2 tentang yang namanya rumah tangga atau mengurus anak. Tapi ada kejadian yang membuat saya sedikit mengerti tentang perasaan jadi orang tua. Waktu Krida mahasiswa di fakultas saya, kebetulan saya kebagian di sie pendamping armada. Tugasnya mendampingi sekitar 30an adek tingkat untuk mengikuti program pembinaan. Lha, karena sering bertemu, saya jadi bisa mengamati perkembangan adek2 tingkat di armada saya itu. Dari yang awalnya malu2 bertanya, menjadi kelompok yang aktif dan heboh. Dari yang awalnya sering dapat kartu pelanggaran, menjadi armada yang bebas pelanggaran. Melihat perkembangan mereka, ada rasa bahagia yang saya rasakan. Dan ketika suatu saat, saya ada kegiatan bertepatan dengan Krida mahasiswa, yang mengharuskan untuk ijin sebentar dan menitipkan adek2 tingkat saya sementara waktu ke orang lain. Entah kenapa, karena memang seharusnya begitu atau saya yang terlalu lebai, rasanya kok berat, meninggalkan mereka dalam pengawasan orang lain,. Ketika hal ini saya ceritakan ke seorang teman yang juga pendamping, dia berkata " aku juga merasakan hal yang sama juga kok, eh, mungkin seperti ini ya , perasaan orang tua kita , walaupun nantinya jadi orang tua itu pasti lebih berat dari yang kita rasakan sekarang,mungkin seperti inilah rasanya jadi orang tua".

            Saya belum tahu apa rencana yang menunggu saya di depan nanti, akan jadi apakah dan seperti apakah saya ke depannya. Tapi kini ada satu hal yang saya yakini, bahwa nantinya , Insya Allah, kelak saat ditanya orang, apa pekerjaan utama saya, Insya Allah saya  tidak akan ragu menjawab ibu rumah tangga

Ibu Rumah Tangga ???siapa yang malu??
WG 28A, 211110,1908

Rabu, 17 November 2010

Belajar lebih peka

Ternyata tidak butuh trainer motivasi handal untuk menyadarkan seseorang....

Hari ini,,,,di dekat halte bis kepanjen,,aku bertemu dengan seorang pria tua. Nampak kelelahan, tubuhnya dipenuhi peluh, gurat ketuaan tampak jelas di wajahnya . Tapi satu hal yang pasti : tidak nampak kelayuan jiwa dalam dirinya
Si bapak tadi dengan sangat sopannya menawarkan becaknya kepada saya ( kalo ini mah biasa )....tapi dengan sangat sopan pula, tetap tersenyum dan menjawab ramah saat saya menolaknya.....
Melihat si bapak tadi,,,,tiba2 disk drive di otak saya langsung men-search inspirasi2 yang timbul dari pertemuan singkat saya dengan bapak penarik becak tadi :

1. Betapa susahnya mencari uang, sementara terkadang saya melupakan hal itu.Terkadang dengan gampangnya menghabiskan uang pemberian ayah ibu untuk hal2 yang gak penting ( Ya Allah, maafkan aku )

2. Melihat si bapak tadi yang tetap ramah walaupun ditolak...memacu saya untuk berusaha mengendalikan diri dan tetap ramah kapanpun , dimanapun, dan dengan siapapun,bahkan dalam suasana hati paling buruk sekalipun.....Insya Allah ( cos saya sering banget jutek kalo lagi bad mood, menebarkan efek bad mood saya ini ke temen2 lain yang tidak terlibat )

3. Menyadari, bahwa seperti bapak tadi, inilah perjuangan ayah2 hebat di seluruh dunia untuk menafkahi keluarganya,,,,,, jadi langsung teringat ayah ibu di rumah, mungkin beginilah semangat mereka ( dan juga seluruh orang tua di jagad raya ini ) saat bekerja....

4. Bahwa senyum memang benar2 sedekah..... ( begitu takjub dengan senyum si bapak tadi, cos seumur hidupku ditawarin naik becak, baru kali ini dapat bonus senyum dan jawaban ramah saat menolak becak )

5. Berpikir positif adalah kebahagiaan hidup ( mungkin inilah yang menyebabkan  si bapak keep smile walau becaknya lagi sepi )

Bismillah....ternyata dengan "sedikit lebih peka" dengan hal2 kecil di sekeliling saya, ada banyak ibrah yang bisa saya saya peroleh,,,,bagaimana jika saya "sangat peka" ???

watugong 28A.171110.1942

Sabtu, 13 November 2010

Your map is not your teritory

Ternyata memang sedih rasanya....ketika apa yang sudah kita rencanakan dengan detail tidak berjalan sesuai rencana
Ternyata memang sumpek rasanya ketika apa yang sudah kita persiapkan jauh2 hari tidak sesuai dengan bayangan kita......

Your map is not your teritory


Jumat, 05 November 2010

Kata - kata sakti

Terimakasih,tolong , dan maaf merupakan tiga kata sakti bagiku. Bagaimana tidak, ketiga kata tersebut bisa merubah makna kata menjadi lebih halus dan menyenangkan,,,,,baik bagi yang mendengar maupun yang berbicara......
Aku benar - benar merasakannya minggu ini........seminggu ini aku kebetulan mengerjakan 2 hal yang sama,,,,,,tapi  keduanya menjadi berbeda , ketika salah satu yang menyuruh menggunakan kata- kata sakti itu......
walaupun hal yang dikerjakan itu sama, rasanya lebih ringan mengerjakan hal yang di awali dengan kata " Army,tolong proposalnya diselesaikan ya...." daripada mengerjakan yang satunya "mbak, proposalnya diselesaikan ya, besok terakhir, jadi usahakan benar". Coba,,,,,lebih enak di dengar yang mana ? sebagai manusia normal berperasaan, kalau bisa memilih (sayangnya dalam kasus ini nggak ), tentu aku memilih mengerjakan yang pertama.....kenapa? karena dengan kata tolong itu aku merasa dihargai dan dibutuhkan,sementara kasus yang kedua kesannya disuruh dan terpaksa.....
Lanjutan kisah,,,,,,,ketika aku selesai mengerjakan 2 hal tadi,,,,,, kasus pertama diakhiri dengan kalimat "makasih ya Army, maaf ngrepoti"....sementara cerita yang kedua tanpa diakhiri kalimat apapun...... Kalau disuruh mengulang , tentu aku akan memilih yang pertama.......karena walaupun sama2 capeknya, ketika si penyuruh mengucapkan terimakasih, semua rasa sebel, kesel. capek, dan mbulet ketika mengerjakan tugas tadi rasanya langsung menguap.....sebelpun jadi hilang....sementara kasus yang kedua.....hahaha.....sebelnya masih tak bawa sampai tidur...........
Begitupun dengan kata maaf /maaf ngrepoti......walaupun kesannya basa - basi ( karena intinya sama2 disuruh / diminta tolong ).....tapi gak tahu kenapa,dengan kata itu,sebuah permintaan jadi terdengar lebih menyenangkan....
Itulah mengapa aku menyebut ketiga kata tadi, tolong;maaf;terimakasih, sebagai kata2 sakti.....karena ketiga kata tersebut bisa merubah makna kalimat yang sebenarnya maksudnya sama....tapi jadi terasa berbeda.....
Walaupun banyak yang bilang kesannya basa - basi, tapi menurutku, ketiga kata itu pantas untuk dibudayakan............ ( masalah basa-basi, tergantung individu masing2, kalau dengan kata maaf lalu tidak memperbaiki kesalahan,,,,,ya maaf jadi bukan kata sakti lagi )

Jadi......... yuk biasakan diri kita mengucapkan maaf, tolong , dan terimakasih.............



saat ku terjebak hujan di musola nurusyifa,051110,6.22pm

Senin, 01 November 2010

Mimpi kita=cara kita menghargai diri kita

Entah kenapa...... tiba - tiba teringat perkataan kakak kelas yang menginspirasi sekali.....kalimatnya pendek sih,,,,tapi maknanya panjang,,,maaf kalau kutipan dibawah ini gak persis dengan aslinya,tapi InsyaAllah intinya sama ( cos aku wes lupa kalimat aslinya )

Mbak Ummu : "tahu gak apa yang paling membuat kita sakit hati ? saat melihat orang yang seumuran dengan kita mendapatkan prestasi yang luar biasa atau berhasil meraih prestasi yang juga sudah lama kita impikan, tapi justru rasa sakit itu yang bisa menjadi pemacu kita untuk bangkit." ( Krima 1st)

Mbak Alda : " Impian kita adalah cerminan seberapa besar kita menghargai diri dan kemampuan kita".Intinya : Jika kita berani bermimpi besar, maka artinya kita menghargai kapasitas kita , kita yakin diri kita mampu mencapainya. tapi sebaliknya, jika tidak berani bermimpi besar, itu artinya kita sudah menghinakan diri kita sendiri,mengecilkan diri kita yang mungkin jika dicoba, sebenarnya kita bisa.... (Krima 2nd)

YOU ARE BIG IF YOU THINK BIG

Makasi buat Mbak Ummu dan Mbak Alda atas pencerahannya

011110 1518

Di siang ini aku menyadari sesuatu

            Senin siang, saat kakiku ingin melangkah pulang......hujan deras menghentikanku dari rencana ini. Hujan deras di saat seperti ini terkadang menjadi berkah bagi diriku,,,,,karena bisa membuatku rehat sejenak ( lumayanlah buat merenung ), walaupun konsekuensinya, ada beberapa tempat yang jadinya batal dikunjungi ( alah bahasaku nggilani, wong cuman jarak GPP - nurusyifa ae dibilang kunjungan ). Sambil menunggu sang awan berhenti mengalirkan hujan, aku ngenet gratis di loby GPP sambil mengamati orang2 lalu lalang di sekitarku.....ada yang berjalan cepat dengan wajah menghadap ke depan tanpa toleh kanan kiri , tampak terburu - buru ingin segera menyelesaikan sesuatu yang sudah menanti ( hehe , mungkin mahasiswa tipe ini adalah seorang mahasiswa baik yang tidak sabar ingin segera membaca HandOut perkuliahan yang baru didapatnya segera setelah tiba di rumah, hahaha, It's not me ). Ada juga yang sengaja berlama - lama  saat berjalan,,,,berjalan pelan sambil menyapa dan menghampiri setiap orang yang di temuinya ( wah, kalau yang seperti ini mungkin tipe2 mahasiswa yang malah memperlambat waktu pulang karena ingin menghindari pekerjaan domestik rumah tangga yang sudah menunggu dengan setia ,ex, cuci baju,marut kelapa, meres santan, nggiling kacang dll, Hahahaha, kalau yang ini, mirip denganku nih, karena tiap pulang ke rumah, Bundaku selalu menyambutku dengan butiran kelapa untuk diparut dan diperes ). Ada juga yang ngobrol sejenak dengan peer-nya, menumpahkan semua yang mereka alami di hari itu, lalu kemudian saling menimpali dan akhirnya say good bye dan pulang ke rumah masing2. Ehm , aku masuk kategori yang mana ya ?

            Hahaha, setelah pengamatan yang gak penting ini , aku jadi menyadari sesuatu.........tiap orang punya cara sendiri2 dalam memanfaatkan waktunya. Mahasiswa tipe pertama tadi, mungkin berpendapat waktu adalah dollar sehingga hidup sedikit melenceng dari rencana yang ditetapkan adalah dosa yang tidak termaafkan, hidupnya selalu dipenuhi dengan rutinitas yang terjadwal, dan segala tugas-tugasnya selalu selesai tepat waktu. Sementara yang tipe kedua, adalah moderat, dimana terkadang hidup tanpa jadwal adalah hal yang perlu dan indah. Kalau tipe yang ketiga, mirip2 lah sama yang kedua. Mana yang harus dipilih ? menurutku , keduanya bisa diselaraskan .............kadang hidup memang harus diatur, dibikin jadwal, sesuai schedule,,,, tapi ada saatnya biarkan waktu berlalu...let it flow.....asal kita tahu kapan kita harus strict dengan rencana yang kita tetapkan, kapan harus menggila, dan kapan harus hepi - hepi (oops, hepi2 yang bermanfaat lho ya )

            Tapi walaupun begitu, aku mengakui, terkadang aku masih suka lemah pada diriku sendiri, mengasihani diriku sendiri,membiarkan diriku menggila terlalu lama sehingga amanah dan tugas2 terlupakan. Intinya : MANAJEMEN  WAKTUKU MASIH SANGAT2 BERANTAKAN. Banyak waktu yang terbuang tanpa hasil. Kalau satu detik waktu yang terbuang bisa dikalikan dengan dollar, wih, wis jadi biilionaire pasti aku.....dan disaat nganggur2 kayak siang ini,,,,,justru malah sadar.

           Waktu tidak bisa diputar ulang.....Hidupku memang harus di-install ulang


Loby GPP , 1Nov 10, sambil menunggu derai hujan berhenti