Menawar harga......salah satu jenis kemampuan yang paling tidak saya kuasai. Kalau ada yang bilang menawar itu menyenangkan,,,bagi saya menawar itu menyedihkan ( karena track record saya tidak terlalu bagus dalam hal ini ). Pokoknya,,,,,merinci detail ketidakberhasilan saya hanya akan memperburuk tragedi ( sumpah,,,bahasaku nggilani ).
OK,,saya bukan ingin membuka aib saya masalah tawar menawar ini.....tapi hanya ingin berbagi tentang dunia tawar2an.
Menurut saya,,,,,,ada kalanya menawar itu harus dan penting. Seperti misalnya jika kita belanja di suatu tempat yang sudah terkenal memang mahal, ex : tempat wisata , membeli barang elektronik, atau di tempat2 dimana sudah menjadi rahasia umum kalau harga yang ditawarkan jauh lebih tinggi daripada harga mentok,,,,,,harga mentok disini maksud saya adalah harga kesepakatan terendah semua pedagang di tempat itu, jadi mau menawar sampai kaki keseleo di seluruh kawasan itu,,,harga terendahnya akan sama di setiap toko. Saya ingin memberi contoh seperti di kumpulan kios buku di wilis , malang. Saya pernah membeli kamus dorland,,,,bapak penjualnya mengatakan harganya 40 ribu dan saya pun menawarnya sampai 28 ribu rupiah ( hal yang menurut saya adalah prestasi yang mengagumkan dalam hal tawar2an ) dan sukses. Esok harinya,,,dengan bangga saya ceritakan pada teman saya bahwa saya berhasil membeli dorland dengan harga 28rb, turun 12 ribu dari yang ditawarkan,,,,dan teman saya, dengan ekspresi tanpa dosa, menghancurkan kebahagiaan saya dengan menyatakan kemarin lusa-nya dia baru saja membeli kamus yang sama dengan harga 22 ribu......hiks2.
Namun ada kalanya,,,,menurut saya, dalam beberapa hal,menawar kok rasanya jadi kurang tepat ( menurut saya lho ). Begini contohnya : saya pernah menemani seseorang,,,,sebut saja namanya Mrs X,berbelanja di pasar. Saat sedang memilih sayur,,,,si Mrs X ini mencoba menawar sayur yang aslinya berharga 500 per ikat menjadi 1000 dapat tiga ikat, dan ini terulang beberapa kali -saat beli tempe, tape, dan juga kangkung-,menawar harga lebih murah untuk beberapa ratus rupiah saja. Saya tahu mendapat harga termurah sesuai hukum ekonomi itu penting, hanya saja bisakah dibayangkan, bahwa dengan menjual sayur seharga 500 rupiah itu saja sebenarnya keuntungan si pedagang tidak seberapa,,,,apalagi kalau sudah ditawar,,,jadi berapa labanya??????
Entahlah,,,,,,memang akhirnya Mrs X bisa menghemat 500 rupiah ( dari yang seharusnya 1500 untuk 3 ikat menjadi 1000 saja )....hanya saja , tentunya 500 rupiah itu - menurut saya-akan jadi lebih indah nilainya jika bisa kita ikhlaskan untuk mbok2 pedagangnya,,,yah hitung2 amal......
Saya pernah tanyakan masalah tawar2an pada ibu saya sambil menceritakan kejadian diatas,,,dan kata ibu, saya masih belum mengerti karena belum merasakan jadi ibu rumah tangga. Ibu bilang kalau nanti saya sudah jadi ibu rumah tangga, lama - kelamaan saya akan sedikit bisa maklum dengan fenomena diatas,,,,
Entahlah.....................kenapa terkadang dunia ibu2 itu begitu rumit ?
bagaimana dengan rekan - rekan ??????ada yang mau mengajari saya trik menawar?